Gunadarma BAAK News

Minggu, 13 Maret 2011

BAB IV = MANUSIA dan CINTA KASIH (Penulisan II)


Cinta, kata yang mengandung banyak arti, penuh makna dan indah. Setiap orang pasti tau apa yang namanya cinta dan setiap orang pasti pernah merasakannya cinta, terlepas itu cinta dengan orang tua, cinta kepada sahabat, cinta kepada Tuhan, ataupun cinta kepada kekasih. 

Bicara soal cinta saya akan mengankat satu contoh yaitu cinta kepada lawan jenis, cinta yang terjadi antara dua insan yang berbeda. Ya jatuh cinta memang sering terjadi antara dua insan, yaitu insan laki-laki dan insan perempuan,

Disini saya akan mengankat satu cerita yang telah difilmkan yaitu LOVE STORY. diceritakan Ranti dan Galih selalu bersama sejak belia, kebersamaan ini akhirnya menyemaikan cinta di hati mereka. Di daerah ini tidak ada sekolah, sehingga Ranti dan Galih harus melakukan perjalanan yang cukup jauh untuk sekolah melewati tempat yang terjal dalam terik dan hujan. Ranti dibantu oleh Galih membuat patung kayu seorang guru, Ranti bercita-cita menjadi guru di desanya. Galih bertekad untuk merealisasikan mimpi Ranti.

Ranti dan Galih mulai remaja dan keduanya seperti tak dapat terpisahkan. Akan tetapi adat masyarakat melarang Galih dan Ranti untuk bersatu. Ada sebuah kepercayaan kalau dari desa Galih dan desa Ranti yang terpisahkan sungai menikah, akan mengakibatkan datangnya bencana. Keduanya berpisah ketika Galih harus ikut orang tuanya pindah ke kota. Sejak itu, tahun demi tahun dilalui Ranti tanpa Galih. Penantian cinta Ranti dilewatkan sambil mengajar di alam bebas ditemani Pengkor, sambil berharap satu ketika Galih akan kembali.

Tahun berganti tahun Ranti menunggu, akhirnya Galih kembali. Galih datang untuk mewujudkan impian mereka. Galih ingin membangun sekolah untuk Ranti mengajar, lengkap dengan kincir air untuk sumber energi listrik. Ranti dan Galih sadar kalau mereka tak terpisahkan. Tetapi masyarakat segera mengucilkan mereka justru karena Galih melamar Ranti. Galih tetap berusaha keras mewujudkan pembangunan sekolah. Galih mengisi hari-harinya dengan kerja tanpa kenal waktu, sedangkan Ranti disekap oleh ayahnya sedangkan nenek Ranti tidak kuasa menolong Ranti karena takut terjadi kutukan. hingga akhirnya Galih mulai didera sakit. Penduduk menganggap sakitnya Galih, seperti juga meninggalnya Wage, siswa yang celaka saat pergi sekolah dengan mengambil jalan pintas, adalah sebagai akibat pelanggaran adat.

Galih semakin bersikeras dengan perlawanannya, namun di saat yang sama sakitnya semakin parah. Perjuangan cinta mereka ternyata sulit menyentuh hati masyarakat. Penyakit Galih sudah sedemikian parah, Ranti tidak bisa merawatnya karena terus didera dan disekap.
Akhirnya sebuah sekolah berdiri lengkap dengan kincir air. Kekuatan cinta Galih dan Ranti meluruskan pandangan keliru yang melarang dua hati untuk bersatu.



OPINI 

            Menurut saya, cinta yang begitu kuat akan melengserkan segala hambatan yang ada didalamnya, cinta penuh pengorbanan, penuh pengampunan, penuh penghargaan dan penuh pengabdian pada sesamanya, serta penuh kesabaran seperti kisah yang diceritakan diatas. Jangan pernah berhenti untuk mencintai seseorang yang benar-benar kita cintai sekalipun ia pergi. Jangan pernah berhenti untuk menantinya kalau kita benar-benar yakin dia pasti kembali, karna JIKA KITA BERTAHAN CINTA ITU MILIK KITA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar